Komputer dan Kualitas Daya Listrik
Berapa
konsumsi daya PC (Personal Computer) di rumah anda? Untuk mengetahuinya secara
pasti, anda harus membuka casing komputer dan melihatnya pada stiker yang
tertempel pada power supply. Nilai konsumsi daya ditunjukkan dengan spesifikasi
seperti contoh berikut ini :
AC
INPUT
115 / 230V ~ 5 / 2.5A 50 / 60Hz
115 / 230V ~ 5 / 2.5A 50 / 60Hz
Artinya,
konsumsi daya untuk pengoperasian CPU pada rumah dengan default tegangan yang
berbeda adalah sama, yaitu :
- Pada rumah bertegangan 110V adalah 115V ~ 5A, jadi komputer akan beroperasi pada 115V dengan konsumsi daya sebesar 5 Ampere atau sama dengan 115 x 5 = 575 Watt per jam.
- Pada rumah bertegangan 220V adalah 230V ~ 2,5A, jadi komputer akan beroperasi pada 230V dengan konsumsi daya sebesar 2,5 Ampere atau sama dengan 230 x 2,5 = 575 Watt per jam.
Jadi,
power supply akan mengubah tegangan / voltase yang masuk sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan secara otomatis untuk mendapatkan daya sebesar 575
Watt. Apa tujuan power supply merubah voltase konsumsi daya terlebih dulu
menjadi 115 Volt atau 230 Volt, saya tidak mengerti. Power supply ini, memiliki
peran mirip seperti adaptor pada laptop. Konsumsi daya oleh power supply akan
diubah agar dapat diterima oleh komponen yang terpasang pada box CPU. Dulu,
komponen yang biasanya terhubung langsung dengan power supply adalah monitor,
harddrive, diskdrive, optical drive, kipas processor dan motherboard. Saat ini,
mungkin ada komponen selain daripada yang telah disebutkan tadi, saya kurang
mengetahuinya.
Perangkat keras yang
ideal?
Pada
komputer yang dirakit dengan benar, total konsumsi daya dari semua “jeroan”
(komponen-komponen dalam casing CPU) tersebut harus lebih kecil atau (maksimal)
sama dengan daya keluaran dari power supply. Pemahaman ini yang banyak tidak
diketahui oleh user (pemakai).
Pada
prakteknya, banyak perakit komputer tidak memperhitungkan kondisi tersebut.
Tindakan “upgrade” komponen tertentu, seperti chip memory, harddrive dan
processor, dapat mengakibatkan ketidakberesan dalam kinerja komputer secara
menyeluruh. Seperti, meng-upgrade chip memory, processor,
video graphic card dsb. Kita sebagai pemakai, umumnya tidak mengerti atau
mengetahui sampai sejauh mana upgrade dapat diperkenankan. Sedangkan pihak yang
merakit, biasanya akan menuruti permintaan user selama masih dapat diaplikasikan.
Anda
tidak akan mudah diperkenankan untuk meng-upgrade satu atau beberapa unit
komponen oleh supplier komputer ber-merk. Mereka cenderung memberikan
alternatif untuk mengganti seluruh perangkat yang ada daripada mengikuti
kemauan anda. Mengapa? Produk komputer yang telah mereka pasarkan, memiliki
integrasi kerja terukur dengan sangat baik antar komponennya. Perubahan satu
unit komponen, akan berdampak pada kinerja keseluruhan unit komponen lainnya.
Terlalu
banyak hal tehnis yang perlu diperhitungkan untuk membuat sebuah perubahan
baru. Tindakan seperti itu sama dengan membuat pengembangan unit produk baru
dari yang telah ada sebelumnya. Terlalu besar resiko mempertaruhkan brand /
merk yang selama ini telah mereka rintis hanya untuk mengikuti kemauan seorang
konsumen saja.
Saya
pernah mengalami kondisi hasil tindakan upgrade yang berakhir dengan kerusakan
unit motherboard saat salah seorang rekan melakukannya pada processor Pentium
60 menjadi Pentium 166 di sebuah komputer rakitan. Bisa bertahan dengan baik selama
6 bulan, setelah itu… mati total.
Keterbatasan
melakukan upgrade
Dalam
kondisi komputer yang komponennya sudah ter-rakit dengan benar (standar), tetap
akan bermasalah jika kualitas pasokan listrik yang diterima oleh power supply
tidak stabil. Jadi, untuk mendapatkan kinerja komputer yang maksimal, tidak
hanya bergantung dari kebenaran tehnik perakitan komputer saja. Pasokan listrik
yang diterima oleh power supply, sangat berpengaruh terhadap jeroan komputer.
Saya
tidak memahami tehnis yang sebenarnya mengenai kemampuan power supply untuk
menghasilkan daya keluaran sesuai dengan kualitas dibutuhkah jeroan komputer.
Namun, saya pernah menyaksikan kasus power supply terbakar tanpa diawali gejala
apa pun dimana sebelumnya komputer telah menyala dan sedang dioperasikan secara
normal. Satu-satunya dugaan penyebabnya adalah ketidakbenaran asupan listrik
yang diterima oleh power supply. Hal tersebut menunjukkan, power supply
memiliki batas kemampuan saat menghadapi kondisi voltase tidak stabil.
Jika
komputer yang telah dirakit sesuai standar saja bisa / mudah terpengaruh oleh
ketidakstabilan voltase, bagaimana jika yang kondisi rakitannya tidak standar?
Ada baiknya bagi anda yang hendak membeli PC-rakitan baru untuk
mempertimbangkan hal tersebut. Adalah anggapan yang salah jika komputer rakitan
berkualitas baik dapat diperoleh dengan harga murah. Semua komponen yang
terpasang harus mengikuti spesifikasi aturan main sebagaimana telah ditentukan
guna menghasilkan kinerja maksimal.
Tidak
banyak pilihan untuk meningkatkan daya tahan komputer menjadi lebih kebal dari
ketidakstabilan voltase selain dengan merakitnya secara benar. Anda dapat
mengurangi kualitas standar komponen, maka kinerja yang dihasilkan pun akan
berkurang juga. Seandainya kapasitas komponen diperbesar, semakin rentan
kerusakan yang ditimbulkan oleh ketidakstabilan voltase.
Memperbesar
kapasitas satu komponen, akan menambah beban kerja pada komponen lainnya yang tidak
berubah. Ini menjadikan komponen lain yang standar, bekerja di atas batas
kemampuannya
Misalnya,
memperbesar kapasitas chip memory dari 2 GigaByte (GB) menjadi 4 GigaByte (GB).
Secara performa, komputer akan bekerja lebih cepat karena kerja baca-tulis file
bersifat elektronik (non fisik) dapat dikerjakan dalam jumlah lebih besar dari
kapasitas standar (2 GB). Respon yang cepat sudah tentu berdampak pada
kuantitas kerja yang lebih besar oleh processor, sistem tampilan layar (video
grahic card) dan harddrive.
Kondisi
ini akan memaksa unit power supply bekerja lebih keras untuk mendukung
tingginya beban kerja yang dilakukan oleh komponen-komponen tersebut. Bagaimana
jika upgrade ditambahkan juga pada graphic-card? Saat ini sudah diproduksi
graphic-card yang lebih canggih dengan komponen graphic dan memory berdiri
sendiri. Tapi, tetap saja dasar kerja sistem baca-tulis data diatur oleh
processor. Hal tersebut terlihat seandainya kita sedang memainkan game
ber-resolusi graphic tinggi. Pemaksaan untuk konsumsi daya yang lebih besar
seperti inilah menjadikan posisi unit power supply rentan terhadap perubahan
voltase.
Pada
prakteknya, komputer upgrade dapat berjalan dengan baik dengan kondisi :
voltase stabil, tersedianya backup daya (UPS) dan pemakaian program aplikasi
komputer ringan.
Pemakaian
komputer upgrade dalam waktu cukup lama untuk menjalankan program aplikasi
berat (seperti. autocad), tanpa didukung kualitas voltase yang baik dan
tersedianya UPS, biasanya berakhir pada proses dan hasil kerja yang tidak
sesuai atau (lebih parah lagi) kerusakan fisik komponen. Dalam hal ini,
kerusakan tidak hanya selalu berefek pada perangkat keras (hardware) saja.
Perangkat lunak (software) pun akan terkena dampaknya.
Kerusakan
parah yang berefek pada perangkat keras cenderung terjadi saat peristiwa
listrik padam dan langsung kembali menyala atau saya biasa mengistilahkannya
sebagai “listrik berkedip”.
Peran UPS
(Uninterrupable Power Supply) dan Stabilizer
Kondisi
“listrik berkedip” ini, dapat diatasi dengan mengusahakan UPS sebagai perangkat
tambahan cadangan daya agar kondisi asupan daya menjadi konsisten. Namun, hal
itu hanya sebatas pada “konsistensi” asupan daya (Watt) saja, bukan tegangan
(Volt). Konsep kerja UPS adalah mengalirkan langsung listrik dari stopkontak ke
komputer, dimana baterei UPS akan mengambil alih fungsi pasokan daya listrik ke
komputer sementara waktu listrik mendadak padam. Cuma itu saja fungsinya.
Selama asupan daya (Watt) masih terdeteksi keberadaannya, UPS akan tetap
mengalirkan sebagaimana adanya. Tidak peduli tegangan (Volt) dari daya (Watt)
yang dialirkan layak pakai atau tidak.
Saat
ini, ada produk UPS yang telah dilengkapi dengan stabilizer (internal) di
dalamnya guna menyempurnakan kondisi asupan listrik ke CPU. Pada dasarnya, UPS
merupakan perangkat yang berdiri sendiri dan membutuhkan kualitas daya yang
baik untuk me-recharge baterei.
Pertanyaannya
: sampai dimana kemampuan stabilizer internal UPS tersebut mampu mengakomodasi
asupan kualitas daya yang buruk untuk dikonsumsi oleh baterei dan komputer
dengan aman secara bersamaan? Dalam hal ini, saya lebih memercayai daya tahan
dan kinerja sebuah unit stabilizer yang terpisah dan berdiri sendiri
(eksternal) guna menghasilkan daya berkualitas layak pakai.
Bagaimana
dengan besar kapasitas UPS yang dibutuhkan untuk dapat meng-cover sebuah PC?
Mengikuti spesifikasi input daya power supply sebesar 575 Watt di atas, berarti
dibutuhkan UPS dengan kapasitas sebesar 575 / 0,8 >= 718,75 VA. Nilai 718,75
VA ini dikondisikan dengan nilai Faktor Daya = 0,8.
Bagaimana
jika nilai Faktor Daya UPS sebesar 0,7? Maka kapasitas UPS yang dibutuhkan
adalah sebesar 575 / 0,7 >= 821,43 VA. Nilai ini hanya berlaku untuk
kebutuhan power supply (CPU) saja. Tidak termasuk scanner atau printer. Lama
waktu baterei UPS bertahan saat listrik mendadak padam, sangat tergantung dari
proses yang sedang dikerjakan oleh CPU.
Seandainya
kapasitas UPS berada dibawah kapasitas CPU, daya dalam baterei akan ter-sedot
lebih cepat. Dampaknya, (jika sering terjadi) akan mengurangi kapasitas daya
simpan baterei itu sendiri.
Pemahaman
tentang peran UPS yang sebenarnya harus lebih ditekankan pada fungsi utama
sebagai cadangan daya untuk melindungi komputer hanya sesaat setelah listrik
padam. Sehingga, semua pekerjaan yang sedang berlangsung dapat disimpan
sementara dan kembali dilanjutkan setelah listrik menyala. Keberadaan UPS bukan
diperuntukkkan pada kondisi selama waktu listrik padam atau voltase tidak
stabil.
Menurut
saya, lebih baik memisahkan peran masing-masing perangkat sesuai dengan
fungsinya. Stabilizer untuk menstabilkan voltase dan UPS sebagai backup
(cadangan) daya. Dan, sebaiknya, UPS terpasang pada posisi mendapat asupan
listrik dari stabilizer, bukan sebaliknya.
Komputer : Rakitan vs
Branded
Jika
disimpulkan mengenai keadaan peredaran komputer saat ini, komputer yang dirakit
secara benar, identik dan cenderung mengarah pada produk komputer dengan brand
/ merk. Demikian juga sebaliknya. Saya tidak bermaksud mencoba memperkecil
ruang komputer rakitan / non-brand sebagai sebuah produk bermasalah / tidak
dapat diandalkan. Banyak tehnisi yang dapat membuat sebuah produk komputer
rakitan dengan benar dan sesuai dengan standar pabrikan merk terkenal. Namun,
tidak banyak tehnisi yang mau memegang prinsip cara merakit komputer yang
benar. Kalau pun hendak mengerjakannya dengan benar, tidak sedikit konsumen
yang memaksa mereka untuk mengerjakannya menjadi tidak benar. Sebuah gambar
keadaan yang sangat rumit untuk dipecahkan dimana letak permasalahan
sebenarnya.
Apa
yang saya coba sampaikan disini adalah terdapat hubungan erat dan terintegrasi
secara baik antara kesesuaian perakitan komponen pada sebuah komputer dengan
kualitas daya yang dikonsumsinya. Melakukan tindakan upgrade komputer, tidak
serta merta akan menambah kualitas keseluruhan kerja unit komputer. Jika kita
menginginkan satu perangkat PC dengan kinerja yang baik dan berdaya tahan,
lebih baik membeli perangkat yang memang dirancang sesuai dengan standarnya.
Namun
yang terpenting dan pasti adalah memperbaiki kualitas listrik yang akan
dikonsumsi oleh PC, baik-buruknya kinerja dan daya tahan sebuah PC (standar
maupun upgrade) berawal dari kualitas daya yang dikonsumsinya. Seandainya
kondisi voltase telah stabil, penambahan unit UPS sebagai backup daya (menurut
saya) sifatnya optional (untuk komputer non-upgrade).
Standar komputer
seutuhnya
Pengertian
dari komputer yang dirancang sesuai dengan standarnya disini tidak hanya
mengacu pada integritas kerja yang baik antar komponen perangkat keras (hardware)
saja. Peran sistem operasi (mis. Windows) terhadap sistem kerja perangkat
keras, juga perlu dipahami dengan baik.
Pengembangan
secara agresif dari tehnologi perangkat keras (Intel processor) dan perangkat
lunak (Microsoft Windows), menjadikan dunia sistem informasi mirip seperti
layaknya pasar tradisional. Walaupun demikian harus diakui dengan “fair”
kontribusi mereka dalam mengembangkan kesadaran manusia pada peran tehnologi.
Tindakan kedua perusahaan ini telah mendorong sebagian besar umat manusia di
bumi untuk lebih mengenal dan memahami penggunaan tehnologi komputer secara
lebih baik.
Namun,
demikian sering dan banyak produk yang mereka buat dan pasarkan, lebih
menimbulkan kondisi yang membingungkan bagi pemakainya. Sehingga sering terjadi
kesalahpahaman antara kesesuaian perangkat keras dengan perangkat lunak yang
harus digunakan. Misalnya, untuk PC dengan processor Intel Pentium 4 akan
berfungsi dengan baik dengan OS Windows 2000. Atau PC dengan processor Intel
Core2Duo akan berfungsi dengan baik dengan OS Windows XP.
Anda
tidak akan mendapatkan kenyamanan dalam menggunakan komputer ber-processor
Intel Core2Duo dengan OS Windows 7. Demikian juga halnya jika anda mengisikan
OS Windows XP pada komputer ber-processor Intel i7. Tidak semua perangkat keras
pendukung yang terintegrasi dengan baik untuk processor Intel i7 dapat dikenali
dan diakomodasi oleh OS Windows XP.
Sekitar
tahun 2005 hingga sekarang, beberapa produk komputer dengan brand terkenal
mulai secara permanen menetapkan aturan main dalam penjualan produknya. Jika
sebuah produk komputer (PC / Laptop) di “launch” ke pasaran, mereka akan
menetapkan versi sistem operasi yang dianjurkan untuk diinstall didalamnya.
Lalu, jika kita membeli salah satu produk komputer tersebut, mereka akan
menyediakan / mendistribusikan program perangkat lunak pendukung perangkat
keras (tools) hanya untuk tipe produk komputer yang kita beli saja.
Kegunaan
tools ini adalah menjadikan komponen-komponen utama perangkat keras yang
ditanamkan dalam komputer dapat bekerja dan berfungsi lebih baik dengan sistem
operasi yang terinstall didalamnya. Tehnik penjualan seperti ini membuat setiap
tipe produk komputer menjadi “unique”. Biasanya, tools tersebut hanya dapat
berintegrasi dengan baik untuk satu tipe produk komputer saja dengan versi
sistem operasi yang telah dianjurkan. Seandainya dikemudian hari, kita
mengganti dengan versi sistem operasi yang berbeda, maka tools ini menjadi
tidak berguna. Walaupun (mungkin) masih dapat dipakai, performa kinerja
komputer tidak sebaik seperti menggunakan versi sistem operasi yang sebelumnya
telah dianjurkan. Inilah yang saya maksudkan mengenai komputer yang dirancang
sesuai dengan standarnya.
Seandainya
tetap ingin merasa nyaman menggunakan komputer yang anda gunakan saat ini,
sebaiknya jangan memaksakan untuk meng-upgradenya (baik hardware maupun
software) diluar batas yang telah dianjurkan. Apapun janji dan kecanggihan yang
diiklankan mengenai pengembangan tehnologi baru (hadrware / software) adalah
selalu terdengar merdu dan terlihat indah. Jika kita belum mampu untuk membeli
seutuhnya (terintegrasi baik komponen hardware dengan software) sebuah produk
komputer, lebih baik tetap menggunakan perangkat yang sudah ada tanpa perlu
menambahkan upgrade kedalamnya. Kecuali, kita memang memahami benar apa yang
hendak kita lakukan.